Ekowisata Pulau Semut di Kelurahan Limbungan, Kota Pekanbaru, menjadi contoh inspiratif pengembangan wisata berbasis masyarakat yang berkelanjutan. Berkat semangat masyarakat dan kolaborasi mahasiswa ITB AD, Ekowisata Pulau Semut kini berkembang menjadi destinasi wisata alternatif yang menarik dan menjanjikan.
Mahasiswa Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB AD) Jakarta, Syahril, telah meluncurkan proyek independen yang ambisius, yakni Kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dengan fokus pada pengembangan ekowisata. Lokasi sasarannya berada di RW 007, Kelurahan Limbungan, Kecamatan Rumbai Timur, Kota Pekanbaru, Riau.
Ekowisata Pulau Semut, seperti banyak destinasi wisata baru, menghadapi berbagai tantangan. Kurangnya sarana dan prasarana, infrastruktur, aksesibilitas, dan promosi menjadi hambatan utama dalam pengembangannya.
Ketua RW 07 Limbungan, Eddianto, mengatakan, selama ini pihaknya menghadapi berbagai kendala dalam pengelolaan ecowisata pulau semut, seperti kurangnya infrastruktur dan promosi yang memadai.
“Dengan dukungan proyek MBKM, kami berharap problem pengelolaan wisata di daerah kami bisa tertangani dengan baik,” Ungkap Eddianto.
Mahasiswa Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB AD) Jakarta, melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), hadir memberikan solusi. Tim MBKM ITB AD, yang dipimpin Syahril, melakukan pendampingan dan pemberdayaan masyarakat dalam mengelola Ekowisata Pulau Semut.
Syahril, perwakilan mahasiswa ITB AD, mengatakan, Jika pihaknya akan menggandeng pihak swasta dan pemerintah setempat dalam pengelolaan ekowisata ini.
“Kerjasama dengan PT. Pertamina Patra Niaga Terminal Sungai Siak, dan Dinas Pariwisata Pemprov Riau menjadi langkah awal untuk meningkatkan infrastruktur dan aksesibilita, serta promosi ekowisata Pulau Semut,” Ujar Syahril.
Dalam upaya meningkatkan pemahaman masyarakat sekitar tentang pariwisata berkelanjutan, proyek ini juga menyelenggarakan pelatihan dan kursus kepariwisataan. “Kami berharap dengan edukasi yang kami berikan, masyarakat dapat terlibat lebih aktif dalam pengelolaan dan pelestarian lingkungan,” tambah Syahril.
Manfaat yang diharapkan dari kegiatan ini sangat luas. Selain meningkatkan pendapatan dan lapangan pekerjaan, proyek ini juga diharapkan dapat memperkuat hubungan antara masyarakat lokal dan lingkungan serta melestarikan warisan budaya setempat.
“Azas kebermanfaatan proyek ini tidak hanya dari satu sisi saja, tapi ada manfaat yang bisa diambail dari berbagai sisi,” Kata Syahril.
Dari sisi perekonomian, program ini terbukti mampu meningkatkan pendapatan masyarakat melalui sektor wisata, membuka lapangan pekerjaan, dan meningkatkan taraf hidup. Dari sisi pelestarian alam dan budaya, proyek ini juga bisa enjaga kelestarian lingkungan dan budaya lokal di kawasan Ekowisata Pulau Semut. Sedangkan dari sisi pengembangan Ekowisata Berkelanjutan, kegiatan ini juga terbukti mampu mewujudkan Ekowisata Pulau Semut sebagai destinasi wisata yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Rencana pelaksanaan kegiatan mencakup rapat persiapan, koordinasi dengan mitra sasaran, kerjasama dengan pihak terkait, dan penyelenggaraan even-even atau perayaan yang dapat menarik perhatian masyarakat luas.
Ketua RW 07 Limbungan, Eddianto, turut mengapresiasi dan sangat mendukung program MBKM mahasiswa Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB AD) Jakarta ini.
“Program ini sangat membantu kami dalam mengembangkan Ekowisata Pulau Semut. Kami berharap kolaborasi ini dapat terus berlanjut dan membawa manfaat bagi masyarakat,” ujar Eddianto.
Program MBKM ITB AD di Ekowisata Pulau Semut menunjukkan sinergi positif antara akademisi, masyarakat, dan pemerintah dalam membangun desa wisata yang berkelanjutan. Ekowisata Pulau Semut diharapkan menjadi model pengembangan wisata yang dapat ditiru oleh desa-desa lain di Indonesia.
“Kami sangat bersyukur atas pendampingan dari ITB AD. Program ini membantu kami dalam meningkatkan pengelolaan Ekowisata Pulau Semut dan memberikan dampak positif bagi ekonomi masyarakat,” Kata Eddianto
Sebagai penutup, Eddianto menekankan, “Kami berterima kasih atas dukungan yang diberikan oleh para mahasiswa ITB AD. Kolaborasi ini membuka peluang besar bagi kami untuk mengembangkan potensi wisata di daerah kami dengan cara yang berkelanjutan.”
Dengan langkah-langkah konkret ini, proyek MBKM dari mahasiswa ITB AD tidak hanya menjadi peluang bagi pengembangan ekowisata lokal, tetapi juga merupakan contoh kolaborasi yang efektif antara perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan memajukan pariwisata lokal.
“Program MBKM ini memberikan kami kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu di lapangan dan membantu masyarakat secara langsung. Kami berharap Ekowisata Pulau Semut dapat menjadi contoh wisata yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat.” Ujar Syahril.
Ekowisata Pulau Semut menjadi bukti bahwa kolaborasi dan pemberdayaan masyarakat dapat menghasilkan solusi kreatif dan berkelanjutan dalam pengembangan wisata. Program MBKM ITB AD di Ekowisata Pulau Semut diharapkan dapat menginspirasi kolaborasi serupa di berbagai daerah di Indonesia.
Kolaborasi seperti ini menjadi cerminan nyata dari semangat gotong royong dan inovasi dalam membangun pariwisata yang ramah lingkungan serta berdampak positif bagi masyarakat lokal.
Artikel Mahasiswa ITB AD Ajak Kolaborasi Ekowisata Pulau Semut; Wujudkan Destinasi Wisata Berkelanjutan pertama kali tampil pada Official Website ITB Ahmad Dahlan.